Franchise Development Agent

Franchise Development Agent

Development Agency dipercaya sebagai strategi yang paling cepat menumbuhkan jaringan gerai waralaba. Berbeda dengan Area Developer yang harus mengembangkan sendiri jaringan waralabanya di wilayah tertentu, Development Agent pada prinsipnya merupakan franchise broker. Namun, berbeda pula dengan sekedar broker, Development Agent membayar biaya exclusivity di muka dan menjalankan peran-peran sistem support seperti Master Franchisee.

Perhatikan penjelasan Subway terkait Development Agents ini:

Development Agents are franchise brokers assigned to geographical areas. They oversee franchise sales, site selection, training and operational assistance for franchisees. Development Agents also make recommendations as to whether a prospective franchisee in their territory should be granted a franchise.

Development Agent adalah franchise broker dengan wilayah eksklusif dalam batas-batas geografis tertentu. Lebih dari sekedar sebagai broker, Development Agent menjalankan dan mengawasi seluruh proses mulai dari penjualan waralaba, seleksi lokasi, pelatihan-pelatihan, dan pendampingan operasional (supervisi dan konsultasi) bagi para terwaralaba di wilayah tersebut. Mereka juga melakukan seleksi dan memberikan rekomendasi kepada pewaralaba mengenai kelayakan calon terwaralaba untuk menjadi terwaralaba.

Development Agent biasanya terwaralaba yang melakukan pemasaran, penawaran dan penjualan waralaba, juga menjalankan peran dan kewajiban memberikan pelatihan dan sistem support ke seluruh jaringan gerai waralaba. Tanpa pengalaman menjadi terwaralaba, tentu sulit untuk menjalankan peran-peran dan kewajiban sebagai Development Agent tersebut.

Sebagai imbalan atas kegiatan-kegiatan tersebut di atas, mereka akan menerima sebagian dari biaya-biaya waralaba, misal 50% dari biaya awal waralaba dan 40-50% dari biaya royalti bulanan. Meski demikian, berbeda dengan subfranchising, perjanjian waralaba tetap ditandatangani oleh pewaralaba dengan terwaralaba setiap gerai.

Salah satu hal positif yang muncul dari konsep Development Agent ini adalah tetap berlangsungnya kontrak kerjasama waralaba setiap gerai ketika perjanjian Development Agency-nya berakhir, entah karena jangka waktu perjanjiannya atau timbul sengketa terkait perjanjian ini.

Hal yang berbeda akan berlaku dalam perjanjian Master Franchising. Kontrak kerjasama waralaba setiap gerai akan turut berakhir ketika perjanjian Master Franchising berakhir, karena sengketa maupun karena jangka waktu yang sudah berakhir.

Butuh Dana Besar

Meski Development Agency berbeda dengan konsep Area Developer, keduanya membutuhkan kekuatan sumber dana keuangan yang besar dan tim manajemen yang kompeten.

Untuk mencapai target pengembangan alias jumlah gerai yang biasanya super optimis dalam konsep-konsep Area Developer dan Development Agency ini, tim yang kompeten sudah harus ada gambaran sejak bulan pertama. Tentu saja super-team seperti ini membutuhkan anggaran tinggi yang hanya bisa menjadi layak kalau jumlah gerai dalam jaringan waralaba tersebut tumbuh dengan sangat pesat pula. Tidak hanya pesat tumbuhnya, tapi harus bagus kinerjanya dan mencapai atau melebiihi target-target kinerja yang diharapkan.

© 2017, Utomo Njoto

Senior Franchise Consultant dari FT Consulting – Indonesia.

Website: www.consultft.com

Email : utomo@consultft.com