Biarkan Pandemi, Pebisnis Franchise GO FIGHT!

Melihat apa yang terjadi di sekeliling kita saat ini, di mana hampir semua dunia menggunakan masker dan menjaga jarak agar terhindar dari pandemic Covid19. Ada perasaan tidak berdaya melihat kondisi yang terjadi; keinginan untuk bergerak sebenarnya sangatlah besar tetapi tetap saja kita merasa bahwa hal ini di luar kemampuan kita. Demikian juga dengan melihat kondisi ekonomi saat ini yang belum sebagian besar tersendat-sendat, ada perasaan lemah dan merasa “no hope”, sehingga sulit sekali memikirkan eksekusi rencana bisnis yang sudah dilakukan akhir tahun lalu.

Bagaimana dengan perasaan kita saat ini sebagai pemain dalam bisnis franchise? Apakah kita mengikuti suasana hati seperti di atas? Kita menunda ekspansi pembukaan outlet, bahkan menutup outlet yang profitabilitynya yang sepi pengunjung, bahkan ada pengusaha yang langsung ingin menjual secara keseluruhan bisnisnya termasuk brand dan sistem operasinya.

Mereka tidak sabar menunggu kondisi yang sedang berada di dasar untuk berbalik dan menggeliat kea rah pertumbuhan positif. Atau kita termasuk pengusaha yang mau bertahan dan menunggu dengan penuh harapan karena yakin bahwa kondisi yang ada saat ini, menjadi momen baginya untuk mereview dan memperbaiki bisnis operasinya, menjadi saat yang tepat untuk melakukan promosi lebih gencar di saat semuanya terasa loyo?

Kita sebagai pengusaha dan praktisi bisnis, khususnya dalam bidang franchise pasti sudah memiliki target di tahun ini untuk membuka outlet dan menjalin kerjasama dengan investor sebanyak mungkin. Dalam kondisi ekonomi yang berjalan dengan baik, kita sedikit sekali menyisihkan waktu memikirkan aspek diluar segi pemasaran dan pengembangan bisnis.

Justru dalam kondisi moment sekarang mungkin saja moment yang tepat untuk berpikir melakukan perbaikan dalam aspek operasi bisnis, baik dalam system manajemen produksi, system SDM, sistem supply chain termasuk melakukan review terhadap pemasok- pemasok kita agar kita dapat mempertahankan HPP ( Harga pokok pembelian) kita yang mungkin saja tergerus cukup banyak akibat kenaikan harga bahan baku dan bahan pendukung.

Dalam system operasi kita yang tadinya proses bisa jadi banyak dikerjakan sendiri semua secara manual dan menyita energy dan resources terlalu banyak ataupun banyak menggunakan barang import, sudah saatnya menyeleksi kembali flow chart proses yang selama ini dilakukan beserta costingnya. Mungkin sudah saatnya berpikir memindahkan sebagian proses kepada pihak ketiga yang kompetensinya sudah teruji, yang bisa jadi lebih efisien, sudah saatnya tidak terlalu bergantung dengan bahan baku import yang memiliki tingkat ketersediaan tidak menentu dan fluktuasi dollar, yang tentu saja akan sangat mempengaruhi HPP kita.

Dari tatanan system SDM yang selama ini sudah berjalan, perlu dilakukan kembali pemetaan matriks kompetensi, sehingga kita dapat dengan cermat memilih mana yang layak menjadi human capital, yang tentunya perlu diberikan perhatian lebih, mana yang memang perlu di review kembali mengingat kinerjanya yang datar atau menurun.

Mencari talent yang cemerlang untuk dididk menjadi human capital bukan juga pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Perlu kesabaran dan kejelian dalam melakukan pendekatan sehingga talent tsb mau mempercayakan karir dan pemikirannya kepada perusahaan yang dia yakini mampu memberikan kesempatan aktualisasi diri dan tidak hanya sekedar kesejahteraan.

Review strategi marketing pun perlu dilakukan. Jika tadinya hanya mengandalkan word of mouth,pameran dan media cetak, sudah saatnya pemeliharaan terhadap brand franchise mulai dikelola secara serius dengan pendekatan digital marketing. Tidak cukup hanya sekedar memiliki website, facebook maupun twitter, tetapi mempercayakannya kepihak yang kompeten, menginvestasikan buzzer agar dapat mendorong nilai brand produk kita, mengelolanya dengan content apps yang menarik, menjalin komunikasi dengan fans maya, sehingga dapat menjadi viral merupakan terobosan baru yang sekarang banyak digunakan dan jauh lebih murah dan tepat sasaran.

Dari uraian di atas, penulis ingin membagi semangat untuk berjuang mempertahankan optimisme, walau kondisi kurang menguntungkan. Tetapi penulis yakin justru di moment inilah kita sebagai franchisor, praktisi bisnis dan pelaku usaha mampu membuat terobosan inovatif, sehingga diharapkan kualitas dari produk produk kita mampu bersaing daripada kompetitor, tidak hanya di dalam negeri tetapi mampu berkibar di manca negara. Go FIGHT… !