Air Minum Isi Ulang Biru, Reputasi Merek Bisnis Semakin Mentereng

Biru mencatatkan pertumbuhan bisnis yang fantastis sepanjang 2019. Merek ini pun kembali didapuk sebagai Top Franchise 2019 berkat konsistensi kinerja bisnisnya yang baik,

Pertumbuhan gerai Depo Air Minum Biru di tahun 2019 merupakan yang tertinggi sejak berdirinya. Per 18 November 2019 ini Biru telah dicapai pertumbuhan tertinggi sebanyak 84 gerai. Berdasarkan data penjualan yang dalam proses, target tahun 2019 terlihat dapat dicapai dan dilampaui. Tahun 2020, Biru menetapkan target pertumbuhan sebanyak 120 outlet.

Saat ini, Total jumlah outlet Biru per 18 November 2019 mencapai 430 yang tersebar di 30 kota di Indonesia ditambah 1 di kota Sacramento, Amerika Serikat sebagai gerai riset dan pengembangan. Hebatnya lagi, rata-rata jumlah galon terjual per hari dari semua gerai yang telah beroperasi per Juni 2019 adalah 403 galon per hari, bertumbuh dari tahun 2018 dengan cukup kuat.

Kini, merek Biru dipersepsi konsumen sebagai air minum yang terukur secara konsisten melalui survey kepuasan pelanggan. “Hasil survey kepuasan pelanggan di sepanjang tahun 2019 (sudah dan masih berjalan) menunjukkan tingkat yang tinggi yaitu berkisar 95%-97%,” ujar Yantje Wongso,

Franchise Biru kini menapaki usia 13 tahun sejak peluncurannya di 2006. Dengan kontrak kerja sama selama 10 tahun, maka telah terjadi pengakhiran Perjanjian Waralaba dan perpanjangan Perpanjangan Waralaba sejak 3 tahun terakhir. Sampai saat ini statistik menunjukkan 8 gerai (2%) yang tutup karena pindah lokasi, lokasi yang disewa semula tidak tersedia, franchisee pindah ke luar pulau, mapun franchisee mengundurkan diri karena berbagai alasan.

Sampai saat ini, tegas Yantje, belum ada franchisee yang merugi secara finansial dari keputusan berinvestasi membuka gerai Biru. Potensi bisnis Biru sangat baik. Saat dimana kondisi ekonomi tidak terlalu, maka pilihan penghematan biaya tanpa menurunkan kualitas gaya hidup masyarakat akan mengarah kepada pertumbuhan usaha dengan produk value (kualitas sekaligus harga yang terbaik), terutama bagi kebutuhan yang bersifat primer seperti air minum.

Yang menjadi keunggulan Biru, kata Yantje, Produk air minum sehari-hari, yang berkualitas terbaik, dengan harga yang paling murah untuk standar air minum kualitas setara pabrikan. Selain itu, Inovasi teknologi 100% Ozon dalam proses produksi air minum Biru masih relevan sampai saat ini dan terproteksi dengan baik, terutama karena merupakan hasil penelitian dan pengembangan internal/sendiri.

Untuk pelayanan, kata dia, saat ini juga telah diimplementasi dengan pentahapan yang terukur baik, hasil riset dan pengembangan di bidang marketing, digitalisasi point-of-sales dan kendali operasional, dll. “Semua kegiatan riset dan pengembangan dilakukan melalui studi awal, percobaan implementasi di gerai milik sendiri, dan bilamana berhasil baru diterapkan sebagai standar baru bagi gerai-gerai milik franchisee,” bebernya,

Menurut Yantje, Biru adalah satu-satunya usaha Depo Air Minum yang berformat jaringan franchise. Sehingga bila usaha Biru tidak bagus dan menguntungkan, tentunya calon franchisee juga tidak antusias bergabung dengan Biru, dan franchisee yang ada juga akan cenderung pasif dalam mengembangkan gerainya. Saat ini tercatat 52% frachisee Biru mempunyai lebih dari 1 gerai Biru, yaitu mempunyai total 2 gerai sampai 32 gerai.

Franchise Depo Air Minum Biru hanya mempunyai satu penawaran harga, yaitu Rp. 479.260.000,- diluar biaya lokasi dan renovasi bangunan. Harga produk yang ditawarkan di Depo Air Minum Biru bervariasi dari kota ke kota karena menyesuaikan dengan kondisi pasar setempat. Kebanyakan adalah dengan harga 7000 rupiah untuk 19 liter (1 botol galon).

Tahun 2019 adalah tahun dimulainya rencana 10 tahun percepatan pertumbuhan bagi Franchise Biru dengan target pencapaian jumlah gerai sebanyak 2500 di tahun 2028. Di saat kondisi ekonomi nasional dan dunia kurang menentu, usaha Air Minum Biru, lanjut Yantje, yang adalah business yang menyasar pasar value di air minum sehari-hari yang sebagai kebutuhan utama, tidak terpengaruh negatif, bahkan boleh dikatakan akan melaju secara positif dan kuat.

Membangun merek hingga meraih reputasi yang baik, menurut Yantje adalah hal membanggakan. Merek Biru pun dibangun melalui konsistensi menjalankan standar dalam operasional usaha, serta strategi percepatan pertumbuhan yang menunjukkan peningkatan aktifitas yang berarti sesuai besarnya investasi baru yang ditanamkan di titik-titik pengembangan gerai baru.

Riset dan pengembangan terus dilakukan untuk mengantisipasi perubahan pola konsumsi masyarakat pelanggan saat jaman semakin maju, juga terkait dengan teknologi pemrosesan air minum. “Gerai Biru di kota Sacramento, Amerika Serikat, ditujukan untuk mempelajari banyak hal yang ada di negara maju, termasuk teknologi, permesinan, pola konsumsi dan pembelian, biaya tenaga kerja dan operasional yang lain, dll,” ujar Yantje.

Zaziri